Memahami Siklus Akuntansi Bagi Pemula

Mengenal Siklus Akuntansi
Mengenal Siklus Akuntansi
Banner IDwebhost

Siklus akuntansi adalah pembelajaran materi yang penting dalam memahami akuntansi itu sendiri. Jika kamu ingin menguasai akuntansi minimal harus tau alur atau siklusnya.

Sebagaimana saya sebutkan pada bagian Pengertian akuntansi, saya membuat pengertian Akuntansi adalah Sebuah sistem pencatatan dan pengelompokan transaksi keuangan yang didasarkan pada bukti-bukti transaksi dengan kaidah-kaidah akuntansi untuk menghasilkan sebuah laporan keuangan dalam satu siklus.

Jadi Siklus Akuntansi adalah sebuah kegiatan/proses akuntansi secara berulang pada satu periode tertentu yang di mulai dari pengumpulan bukti transaksi yang di olah menjadi sebuah laporan keuangan.

Bacaan Lainnya

Sekali lagi bahwa itu adalah pengertian versi saya dan tidak bisa di jadikan sebagai jawaban akademik karena tujuan dari buku ini sendiri adalah penjelasan secara singkat saja, karena tujuan utama kita adalah praktek bukan pada penguasaan teori.

Siklus akuntansi sendiri di gambarkan sebagai berikut :

Jika melihat siklus akuntansinya cukup simple, tetapi melihat arus siklusnya kita akan menemukan bahwa buku besar berperan penting sebagai sumber pengolahan data dimana setiap kali terjadi penjurnalan maka akan mempengaruhi buku besar.

Detail siklus Akuntansi

Siklus akuntansi terdiri dari beberapa tahap proses hingga melahirkan satu laporan keuangan. Dan untuk menjelaskan tabel siklus akuntansi di atas di mulai sebagai berikut :

Bukti Transaksi

Pertama adalah dengan mengumpulkan bukti transaksi yang menjadi dasar dari sebuah proses pencatatan. Artinya tanpa bukti transaksi maka tidak boleh memasukkan sebuah transaksi dalam pencatatan pembukuan.

Itulah sebabnya, bukti transaksi menjadi sangat penting karena merupakan dasar pencatatan untuk sebuah laporan keuangan. Ciri bukti transaksi dapat anda baca di artikel mengenal bukti transaksi.

Pengelompokan

Setelah mengumpulkan atau mendapatkan bukti transaksi, selanjutnya adalah pengelompokan. Kegiatan ini juga di sebut sebagai penjurnalan.

Bukti-bukti transaksi tersebut di kelompokkan dalam jurnal yang mana tiap bukti nantinya akan di posting dalam masing-masing perkiraan akuntansi. Memahami pengelompokan ini bisa di lihat pada artikel Membentuk Perkiraan Akuntansi.

Pembukuan

Setelah melakukan pengelompokan, maka akan di lakukan pembukuan atau memposting akumulasi jurnal pada tiap-tiap perkiraan kedalam buku besar.

Ada 3 buku besar yang harus di kerjakan pada saat melakukan kegiatan ini yaitu :

  1. Buku Besar : Bersifat umum dan seluruh perkiraan atau akun ada dalam buku besar ini
  2. Buku Besar Pembantu Utang : Yaitu buku besar yang mencatat jurnal yang berkaitan dengan utang misalnya penambahan utang baru atau pembayaran utang lama. Namun buku besar ini memuat isi lebih detail seperti informasi nama pemberi utang. Saldo akhir dalam buku besar ini akan memiliki kesamaan pada saldo akhir pada buku Besar diatas
  3. Buku Besar pembantu Piutang : Buku besar ini juga mirip dengan buku besar pembantu utang namun yang ini untuk piutang. Juga memuat informasi terperinci siapa saja yang memiliki piutang pada perusahaan seperti nama, alamat dan sisa piutang. Saldo akumulasi buku besar ini juga harus sama dengan saldo buku besar nomor 1 diatas.

Walau pun mengerjakan akuntansi saat ini, sudah menggunakan sistem otomatis atau komputerisasi, namun penting untuk mengetahui alur dari setiap transaksi.

Selain itu juga harus bisa memantau secara manual hasil postingan dari jurnal ke buku besar memastikan bahwa tidak ada kesalahan data input.

Pengikhtisaran

Sebelum menghasilkan laporan keuangan, maka dilakukan pengikhtisaran atau perhitungan saldo untuk tiap buku besar (umum) dalam sebuah lembar kerja (worksheet), lembar kerja ini disebut juga dengan Neraca lajur.

Dalam proses pengikhtisan ini akan dilakukan penyesuaian-penyesuaian yang didasarkan pada bukti transaksi yang baru muncul di akhir periode siklus.

Misalnya ada yang telah membayar namun tidak di catat, pembebanan biaya sewa di muka yang baru di kurangi dan berbagai macam transaksi lainnya.

Kegiatan ini menciptakan jurnal penyesuaian, ini tentu akan menghasilkan perubahan pada saldo buku besar (umum) karena adanya proses penjurnalan/pengelompokan yang baru dengan bukti transaksi yang baru.

Setelah kegiatan ini selesai dan seluruh Neraca Lajur telah terisi sebagaimana kaidah akuntansinya maka sudah dapat tergambar sebuah kondisi keuangan perusahaan yang melakukan pencatatan, namun belum bisa disebut sebagai laporan keuangan.

Laporan Keuangan

Setelah menyelesaikan neraca lajur, maka selanjutnya di adakan pembuatan pembuatan laporan keuangan dengan dasar worksheet / neraca lajur yang telah di kerjakan.

Ada 3 jenis laporan yang dihasilkan dari kegiatan ini yaitu :

  1. Laporan Rugi Laba
  2. Laporan Neraca
  3. Laporan Perubahan Modal

Dari ketiga laporan ini, 2 laporan akan kembali mempengaruhi Buku besar yang tentu di mulai dari penjurnalan yaitu :

  1. Laporan Rugi laba, maka seluruh akun-akun yang ada di laporan rugi laba akan menghasilkan saldo nol kecuali akun Ikhtisar Rugi Laba
  2. Laporan Perubahan Modal, yang akan menyebabkan akun Ikhtisar Rugi Laba juga kembali ber-saldo nol

Setelah semua proses pembuatan laporan keuangan, jurnal dan saldo normal maka akan di peroleh sisa satu laporan yaitu Neraca Akhir, dimana Neraca Akhir ini akan menjadi Neraca Awal untuk periode siklus akuntansi berikutnya.

Namun sebelum menghasilkan Neraca Akhir, perlu di lakukan pemeriksaan apa di perlukan jurnal pembalik atau tidak.

Demikianlah penjelasan singkat mengenai siklus akuntansi, semoga bermanfaat, terima kasih.

Pos terkait